Selamat Membaca ..{()}
Terimakasih Kau
Kembali
Sahabat
Aku Intan
Vanessa, teman- temanku biasa memanggilku Intan. Aku sekarang kelas 11 di salah
satu SMA Favorit di Jogja. Aku mudah berteman dengan siapa saja, namun aku
belum juga menemukan sosok sahabat sejati yang bisa menemaniku dalam keadaan
suka maupun duka. Rata- rata temanku di sana hanya bisa menemaniku dalam
keadaan suka. Artinya kalo aku lagi mengalami kesulitan tidak ada yang mau
berteman denganku apalagi membantu. Namun setelah murid pindahan dari korea itu
datang kekelasku 6 bulan lalu, aku merasa berbeda. Aku kini merasa mempunyai
sahabat sejati.
Dia adalah
Selena kim, dia anak blasteran Canada Korea. Dia juga model di korea, namun
setelah pindah ke Jogja dia memutuskan untuk fokus sekolah dan ingin
melanjutkan ke perguruan tinggi. 6 bulan aku duduk sebangku dengannya, dia
adalah sosok yang ramah, baik, dan pandai, dia juga cantik. Walaupun terkadang
aku tidak mengerti apa yang di katakannya karena dia belum lancar berbicara
bahasa Indonesia, namun aku mencoba untuk memahaminya. Teman sekelasku tidak
terlalu menyukainya, entah kenapa. Mungkin menurut mereka orang Korea itu tidak
baik, dan juga suka operasi plastik. Tapi sebenarnya mereka salah, Selena tak
seperti itu. Aku mengenalnya persis.
Aku sering
kasihan kepadanya, teman- teman kelasku sering mengejeknya. Namun aku selalu
mencoba untuk menghiburnya. Pagi ini dia terlihat sedih. “kamu kenapa Selena?
kamu baik- baik saja kan ?” tanyaku sambil memegang pundaknya. Tiba- tiba dia
menangis sambil memelukku erat. “ kamu kenapa Selena? Kamu kenapa? Coba katakan
Selena, sebenarnya ada apa?” tanyaku semakin heran.
“ Intan, aku sudah tidak kuat lagi, sepertinya
teman- teman di sini sangat tidak menyukaiku. Apa aku harus pulang saja ke
korea?” jawabnya sambil terus menangis.
“Apa
maksudmu? Apa yang mereka lakukan sama
kamu ? sampai kamu berpikiran untuk pulang ?” tanyaku.
“ Mereka tak
melakukan apa- apa , hanya saja...” kringgg kriinggg bel masuk pun berbunyi
sebelum Selena menyelesaikan pembicaraannya.
“Cup cup cup..
udah Selena jangan menangis, usap air matamu sebelum bu guru masuk ke kelas.”
kataku sambil mencoba tersenyum dan menyodorkan tissuku untuknya.
“Pagi anak-
anak, apa kabar ? ibu harap kalian semua baik- baik saja.” Sapa bu guru seperti
biasanya. “ Pagi ini ibu akan memperkenalkan teman baru untuk kalian semua,
sebelum pelajaran kali ini kita mulai.” Seketika aku dan Selena langsung
menengok ke arah pintu. Terlihat sesosok laki- laki tampan, tinggi dan berkulit
putih mulai masuk dari arah pintu dan berdiri di depan kelas.
“ Silahkan nak perkenalkan dirimu.” Dia pun
mengangguk.
“Halo.. pagi
teman- teman.” Sapanya sambil tersenyum manis.
”Namaku Kevin
Vernanda kalian bisa memanggilku Kevin.” Dia terlihat sangat ramah dari caranya
berbicara. Dan siapa sangka, setelah perkenalan dia memilih duduk di belakang
bangkuku dan Selena. Padahal disebelah kanan depan sana masih ada bangku
kosong, sebelahnya chetrin cewek paling ngehits di kelas. Lalu kami pun
berkenalan. Setelah beberapa lama kami bertiga menjadi teman akrab. Aku, Selena
dan Kevin. Ya, akhirnya kami bertiga pun menjalin persahabatan.
Setelah beberapa
lama kevin sekolah di SMA kami. Kevin menjadi primadona kelas bahkan sekolah,
jadi tak heran bahwa banyak cewek- cewek yang naksir sama Kevin. Namun kevin
tak mempedulikan mereka. Aku juga tak tahu kenapa dia memilih untuk berteman
denganku dan Selena. Padahal kami berdua hanya siswa biasa, tak sepertinya.
Lagi pula banyak siswa yang lebih cantik, memiliki loyalitas tinggi, bahkan
famous daripada kami. Itu yang menjadi tanda tanya besar bagiku dan
Selena.
Sore ini aku ,
Selena dan Kevin berencana untuk makan bersama. Ya, Selena terlihat sangat
senang. Setelah kedatangan Kevin kekehidupan kami, Selena menjadi jarang murung
dan sedih. Aku bahagia, apalagi selena menjadilebih suka tersenyum dan terlihat
semangat dalam menjalani kehidupannya. Sepertinya Selena menaruh hati kepada
kevin.
“Intan, Selena..
kapan- kapan kita makan bareng lagi yaa” tanya Kevin yang tersenyum sambil
meminum jus yang dipesannya barusan. “Oke.. siap boss” jawab Selena sangat
bersemangat. Dan aku hanya mengangguk dan tersenyum kepada keduanya.
***
“Kringg
kringgg..” bel pulang sekolah pun berbunyi. Aku pun mengemas buku- bukuku yang
berserakan di meja. “Aku pulang duluan ya intan shi. Nanti sore aku kerumahmu..
annyeong kaseyo.” Selena seperti tergesa- gesa untuk pulang.
“Oke.“ jawabku sambil tersenyum. Ketika semua
siswa telah pulang, tiba- tiba tangan hangat memegang pundakku. Ya, itu tangan
Kevin. “Intan, aku antar kamu pulang yaa..”
“emm.. tidak usah Kev, aku pulang
sendiri saja” jawabku sambil menunduk. Sebenarnya aku ingin, tapi aku takut.
Selena sering cerita kepadaku, dia bilang sepertinnya dia suka sama Kevin. Ya,
aku selalu mengomentari positif. Aku selalu mendukung Selena, karena Selena
sahabatku. Walaupun Kevin juga
sahabatku, tapi aku harus bisa menjaga jarak. Ini demi kebaikanku, Selena, dan
Kevin juga.
Sore ini aku dan
Selena mengerjakan PR bersama di rumahku. “Intan shi, aku boleh bertanya
sesuatu?” tanyan Selena.
“Tanya apa Selena cantik ?” jawabku sambil
menggodanya.
“Menurutmu Kevin orangnya bagaimana? Menurutmu
aku dan Kevin cocok tidak ? hehehe”. Tanyanya sambil tersenyum.
“ Huh? apa? Oh
.. cocok, cocok . hehe” aku tahu Selena akan bertanya seperti itu. Namun kadang
dadaku terasa sakit saat Selena berbicara seperti itu, sepertinya aku juga
mulai suka sama Kevin.
“Astaga, tidak. Jangan intan.. kamu tidak
boleh suka sama dia, sahabat saja sudah cukup. Lagian apa kamu tega menusuk
sahabatmu dari belakang?” renungku dalam hati.
“Hei intan, jangan melamun, Hehe.”
“Oh, tidak .” jawabku.
“Ya sudah ayo kita selesaikan PR kita,
aku tidak boleh pulang malam-malam sama papa.” Akupun mengangguk sambil
tersenyum.
***
Siang
itu, Kevin menghampiriku saat aku keluar dari WC sekolah. Aku tak tahu, namun
dia bilang dia ingin mengatakan sesuatu kepadaku. “Intan?” Kevin memanggilku
dari arah belakang. “iya, ada apa Kev?” tanyaku sambil menoleh ke arahnya.
“Intan, aku ingin berbicara sebentar sama kamu.”
“Ada apa Kev?”
“Intan, aku.. aku ingin berbicara jujur
sama kamu.” Kevin terlihat sangat gugup.
“Bicara jujur apa Kev, kamu bilang
saja.” Aku tak pernah menyangka. Ternyata selama ini Kevin suka kepadaku. Dan
siang itu Kevin menyatakan cinta kepadaku. Namun aku tak menjawab apapun. Jujur
sebenarnya aku juga suka dengan Kevin. Namun bagaimana dengan Selena nantinya.
Selena
terlihat tak seperti biasanya hari ini. Dia terlihat sangat cuek kepadaku apalagi
dengan Kevin. “ kamu kenapa Selena? Kamu terlihat tak seperti biasanya.”
Tanyaku sambil tersenyum dan menoleh kearahnya yang sedang menulis sesuatu
dibuku hijaunya. “Aku tidak apa- apa”
jawabnya cuek dan dia mulai keluar dari kelas. Tak seperti biasanya dia begitu,
biasanya dia sangat cerewet kalau sudah
bertemu denganku. Dia juga selalu mengajakku ke kantin kalau istirahat. Tapi
hari ini, dia sama sekali tidak bertanya ataupun mengajakku ke kantin. Dia
memilih untuk pergi ke kantin dengan Ellma. Padahal dia pernah berkata kepadaku
kalau dia tidak terlalu suka dengan Ellma dan teman- temannya. Ini membuat
semakin aneh saja.
“Bagaimana
Intan? “ terdengar suara Kevin didepan bangkuku. “bagaimana apanya?” jawabku cuek sambil
menunduk membaca buku. “Yang kemarin itu, masa kamu lupa.”
“Astaga
kevin, aku mohon kamu lupain saja semuanya. Aku sudah menganggapmu kakak aku
sendiri. Ingat kita bertiga sahabatan. Aku tidak mau persahabatan kita rusak
gara- gara hal seperti itu. Tolong kevin.” Jawabku lirih dengan mata berkaca-
kaca. Tak terasa air mataku mulai menetes dan mulai membasahi pipiku. Selena
yang pulang dari kantin lalu duduk di sebelahku cuek saja. Itu membuatku terasa
semakin sedih.
Keesokan
harinya saat bel pulang sekolah berbunyi, dan kelas mulai sepi.”Aku duluan ya
Intan, Selena.” Kevin berlari keluar kelas.
“Selena, kamu sebenarnya kenapa
akhir- akhir ini kamu terlihat sangat aneh. Kamu marah sama aku?”
tanyaku sambil memegang pundaknya. “Aku tak menyangka Intan, kamu tega
melakukan semua ini kepadaku. Ku kira kamu benar- benar sahabatku tapi apa.”
jawabnya dengan mata berkaca- kaca. Akupun tak tahan lagi air mataku mulai
bertetesan, aku tak mengerti apa yang dibicarakannya. “Maksudmu apa Selena? aku
benar- benar tak mengerti.”
“Kamu tak usah pura- pura tidak tahu.
Kevin, kamu pacarankan sama Kevin. Kamu tega Intan. Aku benci kamu.” Selena salah paham terhadapku, dia mengira
aku dan Kevin pacaran. Ternyata saat Kevin menyatakan cintanya padaku, tak
sengaja Selena melihat. “Astaga, kamu salah paham Selena. Itu tidak benar.
Kevin memang mengungkapkan perasaannya kepadaku. Tapi aku tak memberinya
harapan, karena aku tahu kamu menyukainya. Aku tak mau membuatmu sedih dan
kecewa, lagipula Kevin sudah aku anggap sebagai kakakku sendiri.” Jawabku
sambil menangis. “Aku tak percaya , dan aku tak akan percaya lagi kepadamu.”
Selena pun pergi keluar kelas dan semakin menjauh dari pandanganku.
***
Aku
tak tahu harus bagaimana lagi untuk membuat Selena percaya padaku dan kembali
menjadi sahabatku. Aku tak kuat kalau melihat Selena seperti ini terus-
menerus. Aku sedih, apalagi Selena sekarang tidak duduk sebangku lagi denganku.
Akhirnya aku minta tolong Kevin untuk membuat Selena kembali. Aku juga
menjelaskan kepada kevin kalau sebenarnya Selena suka sama Kevin. Dan aku tak
mungkin menjadi pacar Kevin karena aku lebih memilih Sahabat dari pada cinta.
Akhirnya Kevin pun mengerti dan dapat menerima semuanya.
Aku melihat
beberapa kali Kevin mencoba berbicara kepada Selena tentang semuanya, tentang
aku dan Kevin yang tidak ada hubungan apa- apa. Tapi Selena terlihat cuek. Dia
tak menghiraukan perkataan Kevin. Aku mulai putus asa, aku bingung dengan cara
apa lagi untuk meyakinkan Selena.
Minggu depan
ayah dan ibuku pindah ke luar kota sementara untuk menyelesaikan proyeknya. Aku
bermaksud ikut orangtuaku dan sekolah disana. Aku ingin menenangkan pikiranku
terlebih dahulu, tentang Selena, tentang Kevin. Aku telah berpamitan juga
kepada Kevin. Namun Selena belum, karena Selena masih belum bisa diajak
komunikasi. Ini hari terakhir aku disini , namun aku tetap belum bisa
berpamitan kepada Selena. Aku teah mencoba untuk menelfon dia,datang
kerumahnya, namun hasilnya nol.
***
Hari ini aku bersiap-
siap untuk ke bandara. Tak lupa kumasukkan foto kami bertiga kedalam koper
besarku. Ya, fotoku, Selena dan Kevin. Aku sangat merendukan moment- moment
saat itu. Saat kami bercanda, mengerjakan PR bersama, Makan bersama. Sekarang
semuanya tinggal kenangan. Tak ada yang bisa diharapkan dari Selena sekarang,
dia sekarang sangat membenciku. Tiba- tiba air mataku menetes saat ku ingat
moment- moment itu, moment bersama mereka. Kevin dan selena.
“ Intan.”
Panggil ibuku. “Ibu sudah mencabut data- data pesdik di sekolahmu. Ayo kita berangkat kebandara
sekarang.”
“Iya bu.”
Jawabku sambil tersenyum walaupun sebenarnya hati ini menangis.
14.00 WIB, ya
pada pukul 14.00 WIB jadwal penerbangan kami. sedangkan sekarang jam menunjukan
pukul 13.45 WIB, artinya penerbangan kami tinggal 15 menit lagi. Akhirnya, aku
benar- benar akan meninggalkan kota ini. Aku akan merindukan kalian sahabatku
Selena, Kevin. Aku mulai beranjak dari kursi ruang tunggu bandara. “Ayo Intan,
Pesawat kita sudah siap berangkat.” Ibu mengelus rambutku.”iya bu.” Jawabku.
saat aku berjalan menjauhi ruang tunggu bandara “Intan, Intan..” terdengar
suara memanggilku dari arah belakang. Sepertinya itu suara yang tak asing lagi
bagiku, ya itu suaranya suara Selena. Aku menengok kebelakang, mataku menyipit.
Terlihat selena dan kevin yang berlari dari kejauhan mendekatiku.
Selena
memeluku “Intan, kenapa kamu tak bilang kalau kamu mau pergi jauh . Kamu tega
meninggalkan aku dan Kevin sahabatmu?” ini terasa seperti mimpi, Selena
memelukku. Dia tak marah lagi, akhirnya dia mengerti juga. “ Maafkan aku Intan,
aku telah salah paham kepadamu. Kevin telah menjelaskan semuanya. Kini aku
mengerti, maafkan aku.” aku tak kuat membendung perasaanku yang segembira ini,
tetesan air mataku membasahi pundak Selena. “ iya selena , aku juga minta maaf
ya.” aku mengangguk dan tersenyum .
Kevin
yang berdiri di samping Selena ikut memeluk kami berdua. “Intan, Selena aku
harap kita bertiga tetap menjadi sahabat.”
“Siap boss.” Jawab selena tersenyum
sambil hormat. Aku dan Kevin pun tertawa . Aku memutuskan untuk tidak ikut
orang tuaku. Dan tetap tinggal di jogja. Akhirnya kami bertiga berjalan keluar
bandara dengan bergandengan tangan.
Aku bahagia sahabatku Selena kembali lagi,
kini hari- hariku merasa sempurna bersama sahabatku Selena, dan Kevin. Aku
harap kita akan tetap menjadi sahabat selamanya~
---THE
END---